Sabtu, 23 Juni 2012


Cinta Dunia, Takut Mati
Sudah menjadi ketentuan Allah bahwasanya manusia akan melewati tahapan-tahapan dalam perjalanannya menuju Allah. Dari alam ruh kita dipindahkan ke alam rahim hinga akhirnya hiduplah orang-orang yang dilahirkan dalam keadaan hidup dan matilah bayi-bayi yang mati sebelum menghirup nafas di bumi ini. Ternyata kehidupan didunia ini pun tak berlangsung lama, hanya 60-70 tahun saja kemudian kita semua akan mati dan ruh kita berpindah ke alam barzakh (kubur) dan seterusnya untuk melangsungkan perjalanan selanjutnya menuju Allah, hingga kita sampai pada suatu hari yang Allah firmankan: Di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”(As-Syu’ara: 88-89)
Allah pun jauh-jauh hari telah memperingatkan kita dengan firmannya
“Adapun orang yang melampaui batas, Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya”. (An-Nazi’at: 37-41)
Kita semua yakin bahwa alam akhirat itu ada, karena demikianlah ciri-ciri orang yang beriman yang Allah sebutkan dalam firmannya: Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat.” (Al-Baqarah: 4)
Dalam kehidupan dunia ini, kita dihadapkan pada berbagai macam cobaan termasuk diantaranya cobaan kenikmatan dunia. Memang suatu hal yang cukup manusiawi jika manusia memiliki kecenderungan atau rasa suka terhadap hal-hal duniawi. Allah berfirman: Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik surga.” (Ali-Imran: 14)
Namun kemudian Allah menegaskan bahwa semua kenikmatan tersebut tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kenikmatan di sisi-Nya, yaitu kenikmatan yang kekal abadi, bukan kenikmatan yang tak ubahnya seperti fatamorgana seperti kenikmatan dunia ini kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali-Imran: 85)
Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal.“(Al-Mukmin: 39)
Kenikmatan dunia itu beraneka ragam. Masing-masing mengandung nilai godaan dengan kapasitas yang berbeda-beda pula. Harta dan anak menempati posisi unggulan sebagai bagian duniawi yang demikian menggoda. Allah telah memperingatkan tentang goadaan tersebut delam firmannya: “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Al-Anfal: 28)
Begitulah dunia, tidak ada nilainya disisi Allah yang maha pencipta. Dan begitu pula seharusnya manusia memandangnya. Rasulullah bersabda,”Seandainya dunia ini disisi Allah hanya senilai sayap nyamuk, maka Allah tidak akan memberi orang kafir seteguk air sekalipun.(H.R Tirmidzi ia berkata hadits ini hasan ghorib)
Itulah sebabnya Allah melarang kita memandang kehidupan “manusia-manusia dunia” sedemikian takjubnya. Karena batas hidup mereka adalah kematian: “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (Thoha: 131)
Ketika kita membicarakan orang-orang sholih maka buanglah jauh-jauh sikap menganggap suci diri sendiri, sehingga seolah-olah selalu saja kita merupakan bagian dari manusia-manusia sholih tersebut. Sebaliknya ketika membicarakan tentang peringatan mengapa hati kita selalu tertuju kepada orang lain seakan akan kita tak masuk kedalam orang yang diberi peringatan.
Indah sekali ucapan Abdullah Ibnu Mubarak
أحب الصالين ولست منهم وأرجو أن أنال منهم الشفاعة
وأكره من شجيته المعاصي ولو كنا سواء في البضاعة
Aku mencinta orang-orang yang shalih walau aku bukan termasuk dari mereka
Aku cintai mereka semoga aku memperoleh syafaat
Dan aku benci dengan orang yang selalu mengobral maksiat
Walau sebenarnya aku memiliki kebiasaan yang sama dengan mereka.
Mengetahui sikap mereka terhadap dunia amatlah perlu, agar kita sedikit memperbaiki sudut pandang kita yang sudah sangat kacau terhadap kehidupan dunia ini. Hal ini sangat perlu , karena ternyata saat kita kehilangan sedikit saja harta dunia, bagi kita sudah menjadi musibah yang kolosal layaknya. Kenapa saat kita gagal mempertahankan keuntungan yang rutin dalam usaha kita, kita anggap seakan sebuah malapetaka hebat. Ungkapan-ungkapan orang sholih tersebut paling tidak dapat menegur kita kalau-kalau ternyata kita sudah terlalu rakus terhadap dunia.
Dalam kitab Az-Zuhd karya Imam Ahmad, Hasan Al-Bashri pernah berkata:”Aku pernah berjumpa dengan sekelompok orang yang tidak pernah merasa gembira dengan bagian dunia apa pun yang mereka peroleh, dan merekapun tidak pernah merasa sedih bila kehilangan sebagian dari bagian dunia mereka.”

Abdullah bin Umar juga menyatakan,” Sesungguhnya dunia adalah surga kaum kafir dan penjara bagi orang beriman. Ruh seorang mukmin yang dikeluarkan dari tubuhnya seperti orang yang baru keluar dari penjara, ia akan melayang gembira sesuka hatinya.”
Maka jadilah kita seperti orang asing atau musafir yang sama sekali tidak tinggal menetap, siang dan malam baginya adalah proses mengumpulkan perbekalan untuk pulang kekampung halaman, yaitu akhirat.
Jangan salah sangka, bahwa mengharapkan kebaikan akhirat berarti melupakan sama sekali kehidupan dunia. Bukan demikian konsep yang diinginkan Allah dan Rasulnya. Allah berfirman : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qoshosh: 77)
Aplikasi lugas dari konsep ini adalah ketika seorang muslim menjadikan dunia digenggamannya, ia menguasainya bukan sebaliknya dikuasai oleh dunia. Cukuplah dunia tersebut berada ditangannya tapi tidak pernah dia biarkan bersemayam dihatinya. Karena sesuatu yang kita pegang tentu akan mudah untuk kita lepaskan jika ia sudah membahayakan, sebaliknya sesuatu yang sudah merasuk kehati akan sulit untuk di angkat darinya. Sejarah telah mencatatat orang orang seperti ini. Lihatlah Abu Bakar, Umar -Radhiallahu’anhuma- Mereka sangat mudah menginfakkan setengah hartanya bahkan seluruh hartanya karena melihat ada keuntungan akhirat yang berlipat-lipat ketika mereka menginvestasikan harta mereka tersebut di jalan Allah. Lagi-lagi, mereka masih hidup didunia, mereka menguasainya, namun jiwa dan cita-cita mereka telah terbang melayang ke alam akhirat sehingga mereka menjadi orang-orang yang paling berbahagia.
Jika kita kaum muslim bersikap demikian sungguh kita akan kembali memimpin dunia dan diangkat dari kehinaan yang telah lama menimpa kita. Kita tidak lagi takut mati dan tidak lagi begitu tergila-gila dengan dunia. Bagaimana mungkin orang-orang kafir yang takut mati dan gila dunia itu dapat melawan orang-orang yang cita-citanya adalah kematian di jalan Allah demi kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak. Saya tutup nasihat ini dengan sebuah hadits yang berisikan peringatan kepada kaum muslimin agar mereka tidak terjatuh dalam kehinaan yang sama.
Dari Tsauban ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: Akan terjadi masa dimana umat-umat diluar islam berkumpul disamping kalian wahai umat islam. Sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang menyantap hidangan. Lalu seorang Sahabat bertanya: ‘Apakah kami pada saat itu sedikit wahai Rasulullah? “Beliau menjawab: “Tidak. Bahkan ketika itu jumlah kalian banyak. Akan tetapi kalian ketika itu bagaikan buih dilautan. Ketika itu Allah hilangkan dari musuh-musuh kalian rasa segan dan takut terhadap kalian dan kalian tertimpa penyakit wahn. Sahabat tadi bertanya lagi : ‘wahai Rasulullah apa yang baginda maksud dengan wahn itu? , Rasulullah menjawab: “cinta dunia dan takut mati. (H.R.Abu Dawud. Shohih lighairihi)
[ disarikan dari buletin at-Tauhid

MANUSIA DAN KEGELISAHAN
Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa kwatir tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kwatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situai tertentu. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi kecemasan. Karena itu dalam pengertian sehari-hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekwatiran ataupun ketakutan. Masalh kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena pa yang diinginkan tidak tercapai. Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
Kecemasan obyektif adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam utnuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadia takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dalam keadaan tertentu dari lingkungan..
Kecemasan neorotis timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni; kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk ketakutan yang irasional (phobia) dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan sebaganya.
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam=macam emosi atnra lain: isri, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap seperti itu sering membuat orang merasa kwatir, cemas, takut gelisah dan putus asa.
Bila dikaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata terasing berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pegaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama, orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang aa pada diri seseorang, sehingga ia tida dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia. Lama rasa sepi itu bergangung pada mental orang dan kasus penyebabnya. Bermacam sebab terjadinya kesepian, frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulannya.

Ketidakpastian
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan tidak pasti ialah :
1. obsesi
2. phobia
3. kompulasi
4. hysteria
5. delusi
6. halusinasi
7. keadaan emosi
Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung pada mental si penderita. Andaikata penyebabnya sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita diajak pergi sendiri ke psikolog.

selama hidupnya, manusia pasti pernah mengalami kegelisahan baik intensitasnya sering ataupun jarang, apalagi di era globalisasi seperti saat ini yang membutuhkan tingkat kompetitifitas yang tinggi untuk hidup di dalamnya. kegelisahan sendiri berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir,tidak senang tidak sabar, cemas sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. sedangkan kita dapat mengetahui tanda tanda bahwa seseorang mengalami ketegang adalah dari tingkah lakunya. tingkah laku yang bagaimana? umumnya seorang yang sedang tegang melakukan hal- hal yang tidak biasa dia lakukan seperti berjalan mondar-mandir, duduk termenung sambil memegang kepalanya dan berbagai hal lain yang mungkin dapat membingungkan orang yang melihatnya.
“Sigmon Freud”seorang ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu: kecemasan kenyataan, kcemasan neoritik dan kecemasan moril
A) kecemasan tentang kenyataan ( objektif )
kecemasan tentang kenyataan adalah suatu kenyataan yang pernah dialami oleh seseorang di masa lalu yang membuat orang tersebut menjadi shocked karenanya. sebagai contohnya, ketika seorang wanita mengalami kejadian penjambretan ketika ia sedang berjalan di suatu wilayah tertentu. ketika wanita tersebut diajak kembali ke tempat tersebut ia akan menjadi gelisah karena takut hal tersebut akan terulang lagi padanya.

B) Kecemasan Neoritis
kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, takut akan hal yang dibayangaknnya atau takut akan idnya sendiri sehingga menekan ego. kegelisahan ini akan membuat seseorang menjadi gelisah akan suatu hal yang buruk yang sedang di bayangkannya akan menjadi sebuah kenyataan. sebagai contohnya ayah dinar akan dipindahkan ke kota lain dan mereka sekeluarga harus pindah ke kota tersebut. kecemasan neoritis dinarpun memuncak ketika ayahnya membicarakan hal tersebut kepadanya. dinar membayangkan bahwa hidupnya di daerah tersebut akan tidak sebahagia di tempat yang ia tinggali sekarang karena kota baru tempat dimana ayahnya akan dipindahkan tersebut terletak di suatu daerah yang terpencil yang jauh dari tempat hiburan, dimana dinar sudah terbiasa untuk tinggal di kota besar yang banyak tempat hiburannya. hal tersebut merupakan sebuah contoh dari kecemasan Noritis.

C) kecemasan moril
kecemasan moril sendiri disebabkan oleh pribadi seseorang dimana tiap pribadi memiliki berbagai macam emosi seperti: iri, benci, dendam,dengki,marah,gelisah.rasa kurang,cinta.
rasa iri, benci,dendam merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat, oleh karena itu alasan untuk iri,benci,dengki kurang dapat dipahami oleh orang lain.
sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji bahkan mengakibatkan manusia merasa khawatir, takut,cemas,gelisah dan putus asa.

PENYEBAB KEGELISAHAN
Apabila di kaji, sebab sebab orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan lain-lain.
contohnya:
beberapa waktu belakangan ini kita sering mendengar isu bahwa jakarta akan diguncang gempa dengan daya rusak yang setara dengan bom hiroshima pada waktu tertentu. ketika mereka mendengar berita tersebut, mereka langsung panik dan melakukan persiapan untuk mengamankan barang-barang miliknya atau membuat tenda di depan rumah dan menjudge bahwa berita tersebut benar adanya. padahal kalau kita telaah secara mendalam, tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui kapan dan dimana gempa itu akan terjadi. hal tersebut dapat terjadi karena mereka takut kehilangan beberapa haknya seperti hak untuk hidup, ak untuk mendapat perlindungan, dan lain lain

CARA MENGATASI KEGELISAHAN
mengatasi kegelisahan ini peratam-tama harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang. dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi. sedangkan cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada tuhan.

KETERASINGAN
keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu dalah dari kata dasar terasing. kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. penyebab orang berada dalam posisi terasingkan adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat atau kekurangan yang ada pada diri seseorang , sehingga ia dapat atau sulit menyesuaikan diridalam masyarakat.


Manusia dan Harapan
Pengertian Harapan 
       Setiap Manusia mempunyai Harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu Harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan Doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
       Harapan Berasal dari kata harapan yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian Harapan menyangkut Masa Depan. 

Harapan dan Cita-cita mempunyai Persamaan yaitu :
  • Keduanya menyangkut Masa Depan karena belum Terwujud.
  • pada umumnya dengan Cita-Cita maupun Harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
sebab Manusia Mempunyai Harapan 
ada 2 ha yang mendorong orang hidup bergaul dengan Manusia lain, yakni :
  1. Dorongan Kodrat 
  2. Dorongan kebutuhan Hidup
Menurut Abraham Maslow, kodratnya Harapan Manusia atau Kebutuhan Manusia itu ialah :
a. Kelangsungan Hidup ( Survival )
b. Keamanan ( Safety )
c. Hak dan Kewajiban mencintai dan Dicintai ( be loving and love )
d. Diakui Lingkungan ( status )
e. Perwujudan Cita-Cita ( Self Actualization )

Kepercayaan
    Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal  yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. ada Jenis pengetahuan yag dimiliki seseorang, bukan karenamerupakan Hasil Penyelidik sendiri, melainkan diterima dari orang lain. kebenaran Pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain tu dapat dipercaya. yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut Kepercayaan.

Berbagai Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya
      Dasar Kepercayaan adalah Kebenaran. Sumber Kebenaran adalah Manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri Sendiri
     Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada Hakekatnya percaya pada Tuhan yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercaya kepadanya.
2. Kepercayaan Kepada Orang Lain
    Percaya pada Orang lain itu dapat Berupa percaya kepada Saudara, Orang Tua, Guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada Orang Lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
3. Kepercayaan Kepada Pemerintah
    Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat adalah Negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Sseorang mempunyai arti hanya dalam Masyarakat, dan Negara. Hanya Negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada Negara. Satu-satunya yang mempunyai Hak adalah Negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran, sehingga wajar jika Manusia sebagai warga negara percaya kepada negara dan pemerintah.
4.  Kepercayaan kepada Tuhan
     Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan Manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan Berarti keyakinan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh Karena itu, jika Manusia ingin memohon pertolongan kepadanya, maka manusia harus percaya kepada Tuhan.

Kebenaran
    Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap Orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap, dan perasaan. 
terdapat 3 Teori kebenaran yaitu :
  1. Teori Koherensi atau Konsistensi yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. 
  2. Teori Korespondensi yaitu suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorenponden(berhubungan)dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
  3. Teori Pragmatis yaitu kebenaran sutu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Manusia dan Harapan
Pengertian Harapan 
       Setiap Manusia mempunyai Harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu Harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan Doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
       Harapan Berasal dari kata harapan yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian Harapan menyangkut Masa Depan. 

Harapan dan Cita-cita mempunyai Persamaan yaitu :
  • Keduanya menyangkut Masa Depan karena belum Terwujud.
  • pada umumnya dengan Cita-Cita maupun Harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
sebab Manusia Mempunyai Harapan 
ada 2 ha yang mendorong orang hidup bergaul dengan Manusia lain, yakni :
  1. Dorongan Kodrat 
  2. Dorongan kebutuhan Hidup
Menurut Abraham Maslow, kodratnya Harapan Manusia atau Kebutuhan Manusia itu ialah :
a. Kelangsungan Hidup ( Survival )
b. Keamanan ( Safety )
c. Hak dan Kewajiban mencintai dan Dicintai ( be loving and love )
d. Diakui Lingkungan ( status )
e. Perwujudan Cita-Cita ( Self Actualization )

Kepercayaan
    Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal  yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. ada Jenis pengetahuan yag dimiliki seseorang, bukan karenamerupakan Hasil Penyelidik sendiri, melainkan diterima dari orang lain. kebenaran Pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain tu dapat dipercaya. yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut Kepercayaan.

Berbagai Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya
      Dasar Kepercayaan adalah Kebenaran. Sumber Kebenaran adalah Manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri Sendiri
     Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada Hakekatnya percaya pada Tuhan yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercaya kepadanya.
2. Kepercayaan Kepada Orang Lain
    Percaya pada Orang lain itu dapat Berupa percaya kepada Saudara, Orang Tua, Guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada Orang Lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
3. Kepercayaan Kepada Pemerintah
    Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat adalah Negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Sseorang mempunyai arti hanya dalam Masyarakat, dan Negara. Hanya Negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada Negara. Satu-satunya yang mempunyai Hak adalah Negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran, sehingga wajar jika Manusia sebagai warga negara percaya kepada negara dan pemerintah.
4.  Kepercayaan kepada Tuhan
     Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan Manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan Berarti keyakinan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh Karena itu, jika Manusia ingin memohon pertolongan kepadanya, maka manusia harus percaya kepada Tuhan.

Kebenaran
    Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap Orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap, dan perasaan. 
terdapat 3 Teori kebenaran yaitu :
  1. Teori Koherensi atau Konsistensi yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. 
  2. Teori Korespondensi yaitu suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorenponden(berhubungan)dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
  3. Teori Pragmatis yaitu kebenaran sutu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.